Beranda | Artikel
Ketakwaan Hati
Kamis, 23 November 2023

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Ketakwaan Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 7 Jumadil Awal 1445 H / 20 November 2023 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Ketakwaan Hati

اَ تَحَاسَدُوْا ، وَلاَ تَنَاجَشُوْا ، وَلاَ تَبَاغَضُوْا ، وَلاَ تَدَابَرُوْا ، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ ، وَكُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ إِخْوَانًا ، اَلْـمُسْلِمُ أَخُوْ الْـمُسْلِمِ ، لاَ يَظْلِمُهُ ، وَلاَ يَخْذُلُهُ ، وَلاَ يَحْقِرُهُ ، اَلتَّقْوَى هٰهُنَا ، وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ، بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْـمُسْلِمَ ، كُلُّ الْـمُسْلِمِ عَلَى الْـمُسْلِمِ حَرَامٌ ، دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ.

“Janganlah kalian saling iri, janganlah kalian saling berjual beli dengan cara najasy, janganlah kalian saling membenci, janganlah kalian saling membelakangi. Janganlah sebagian kalian menjual barang yang ditawar oleh yang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Ia tidak boleh mendzaliminya, tidak boleh membiarkannya, tidak boleh menghinanya. Dan ketakwaan itu ada di sini (beliau menunjuk ke dadanya tiga kali). Cukuplah seseorang disebut sebagai orang yang buruk jika ia menghina dan merendahkan saudaranya sesama muslim. Setiap muslim atas muslim yang lainnya maka haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa tempat ketakwaan dan sumber ketakwaan ada di hati. Maka ketika hati dipenuhi dengan ketakwaan, maka anggota badan yang lain akan tunduk dan mengikutinya. Karena anggota badan lainnya mengikuti hati. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyandarkan ketakwaan kepada hati, sebagaimana firman Allah:

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj[22]: 32)

Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyandarkan ketakwaan kepada hati, karena hakikat ketakwaan itu adalah ketakwaan hati. Dan membatasi ketakwaan kepada hati mengisyaratkan bahwa ketakwaan terbagi dua:

  1. Ketakwaan hati, yaitu ketakwaan yang sebenarnya, yang dimiliki oleh orang-orang yang beriman dan jujur keimanannya.
  2. Takwa anggota badan, yaitu takwa yang hanya penampilan luar saja, ketakwaan dusta yang dimiliki oleh orang munafik. Anggota badan mereka kebanyakan tidak khusyuk dan hati mereka lupa serta lalai.

Allah Ta’ala berfirman:

… فَلَا تُزَكُّوا أَنفُسَكُمْ ۖ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَىٰ

“Janganlah kalian menganggap bahwa diri kalian suci, karena sesungguhnya Dia-lah Allah yang mengetahui siapa yang bertakwa.” (QS. An-Najm[53]: 32)

Karena ketakwaan tempatnya adalah hati, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala saja yang bisa melihatnya, hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang bisa memberi balasan dari kebaikan ketakwaan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَّقُونَ

“Sesungguhnya, pada pergantian siang dan malam, serta apa yang Allah ciptakan di langit dan di bumi, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang bertakwa.” (QS. Yunus[10]: 6)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengkhususkan orang-orang bertakwa yang bisa mengambil manfaat. Karena ketakwaan yang ada di hati-hati mereka memunculkan keinginan untuk melakukan kebaikan dan ketidaksukaan untuk melakukan keburukan, yang keduanya muncul dari dalil-dalil dan bukti-bukti, juga dari ilmu dan keyakinan.

Allah Ta’ala berfirman:

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ كَأَحَدٍ مِّنَ النِّسَاءِ ۚ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلَا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلًا مَّعْرُوفًا

“Wahai isteri-isteri Nabi, kalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kalian bertakwa. Maka janganlah kamu melembutkan suara, sehingga menjadikan orang yang punya penyakit dalam hatinya menjadi tamak dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab[33]: 32)

Yang dimaksud “penyakit” di sini adalah penyakit syahwat untuk berzina. Karena sesungguhnya jika seseorang mudah terfitnah, maka akan tergerak melakukan maksiat meskipun dengan syahwat yang sangat rendah. Hal ini karena hatinya tidak sehat, maka sebab yang paling kecil pun bisa mengajaknya kepada perbuatan haram dan ia menjawab panggilan kepada maksiat tersebut.

Berbeda dengan hati yang sehat dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika tidak ada syahwat di dalam dirinya untuk melakukan perkara yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala atau karena kesehatan hatinya, maka sulit untuk tergoda karena sehatnya hati dan selamatnya dari penyakit.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ ‎﴿٨٨﴾‏ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ ‎﴿٨٩﴾

“Pada hari yang tidak bermanfaat harta dan anak-anak kecuali yang menghadap kepada Allah dengan hati yang selamat.” (QS. Asy-Syu’ara`[26]: 88-89)

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata bahwa hati yang selamat adalah hati yang terbebas dari kesyirikan, kedengkian, sifat hasad, iri, kebakhilan, kesombongan, kecintaan kepada dunia, kecintaan kepada jabatan, dan selamat dari segala penyakit yang menjauhkannya dari Allah, selamat dari semua syubhat yang dapat menentang kabar yang datang dari Allah, selamat dari semua syahwat yang membuat seseorang menentang perintah Allah, dan selamat dari segala keinginan yang bertentangan dengan keinginan Allah, selamat dari semua penghalang yang menghalangi dari Allah.”

Inilah hati yang selamat, yang berada di dalam surga yang disegerakan di dunia, juga akan merasakan surga di alam barzakh, serta merasakan surga di Hari Pembalasan nanti. Namun, hati tidak akan selamat secara sempurna sampai terbebas dari lima perkara, yaitu:

  1. dari kesyirikan yang bertentangan dengan tauhid,
  2. dari bid’ah yang bertentangan dengan sunnah,
  3. dari syahwat yang bertentangan dengan perintah,
  4. dari kelalaian yang bertentangan dengan mengingat Allah,
  5. dari hawa nafsu yang bertentangan dengan ketulusan dan keikhlasan kepada Allah.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Ketakwaan Hati


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53620-ketakwaan-hati/